WELCOME TO my BLOG " My Blog is My World "

Selamat Datang di mysite "MY BLOG Is MY WORLD" blog ini adalah dunia dimana saya bisa share info, cerita saya dan masi banyak lagi. mungkin blog ini masi banyak kekurangan oleh karena itu harap maklum yah :p Enjoy and happy reader :)

*yang berkunjung dan atau baca salah satu artikel di blog ini WAJIB tinggalkan COMMENT

Sabtu, 17 Maret 2012

Gelar Seni Tradisional ke 5 SMK Negeri 1 Kedawung



Gelar  Seni Tradisional yang ke-5 SMK Negeri 1 Kedawung Cirebon senin, 12 Maret 2012, digelar dengan sangat meriah, dan menampilkan berbagai macam tarian tradisional dari beberapa daerah diantaranya dari Cirebon, Sulawesi,papua dan masi banyak lagi, bahkan juga dari Cina yakni Liong dan Barongsai, pada Pagelaran tahun ini digelar juga satu pertunjukan yang cukup membuat penonton berdecak kagum yakni, Pagelaran Drama Kolosal "Babad Cirebon" yang menceritakan tentang pertemuan antara Sunan Gunung Djati dengan Putri Ong tien dari Cina.

oke langsung aja ya let’s read :

1.    Tari Ronggeng bugis (Cirebon)


Pentas seni tahun ini diawali dengan penampilan salah satu kebudayaan atau tarian tradisional dari Cirebon Jawa barat yaitu tari ronggeng bugis yang di tampilkan oleh siswa XI AKUNTANSI 2
SEPINTAS para penari itu mirip perempuan. Terlihat dari wajah mereka yang berhiaskan make up serta pewarna bibir yang merah menyala. Sambil melenggak-Lenggok, para penari itu terus menebar senyuman menggoda kepada para penononton yang memenuhi lapangan basket SMK Negeri 1 Kedawung.
Mereka menggoyangkan tubuhnya sambil mengibas-ngibaskan sampur mengikuti irama gamelan. Sesekali muncul gerakan konyol yang mengundang gelak tawa para penonton. Gerakan konyolitu merupakan gerakan khas dari tari ronggeng bugis asal Kabupaten Cirebon. Tarian ini memang sengaja dibuat konyol untuk menutupi para penari yang semuanya adalah laki-laki. Mereka menirukan gerakan perempuan.
Kekonyolan itu makin tampak dari make-up atau tata rias wajah yang tebal dengan diselipi tompel merah di pipi. Pakaian penari perempuan melekat ditubuh mereka, sehingga sekilas mirip perempuan.
Pada penampilan pertama gerak tarinya lincah pan dinamis. Semua anggota tubuh termasuk mata, mulut, dan rambut digerakkan dengan lucu dan didominasi gerak mengintai dan mengawasi.
Kalau telah dianggap cukup waktunya, maka pertunjukan diakhiri dengan gerak tari berjalan. Dan setiap individu penari bisa melakukan improvisasi gerak sesuai dengan gaya masing-masing.
Asal mula tari ronggeng bugis dilatarbelakangi ketegangan yang terjadi antara Kerajaan Cirebon dengan Kerajaan Islam. Sunan Gunung Djati yang merupakan Raja Cirebon, saat itu menyuruh seorang kerabat kerajaan yang berasal dari Bugis untuk memata-matai atau melakukan telik sandi terhadap Kerajaan Pajajaran.

Upaya yang dilakukan dengan membentuk grup kesenian, dengan cara bebarang atau ngamen dari satu tempat ke tempat yang lain. Oleh Raja Cirebon, kesenian tradisonal yang digunakan untuk menjadi mata-mata disebut ronggeng bugis.
Selama mengintai Kerajaan Pajajaran dengan membawa grup kesenian ronggeng bugis atau tari telik sandi, ternyata mereka banyak mendapat hasutan. Yaitu banyak informasi rahasia Kerajaan Pakuan Pajajaran berhasil disadap Kerajaan Islam Cirebon. Itulah sekilas sejarah tari ronggeng bugis.
2.    Tari Berburu (Papua)
Selanjutnya  ada tari Berburu dari Papua yang di bawakan oleh Siswa-siswi kelas XI PEMASARAN 2


Tari berburu menampilkan sekumpulan penari laki-laki dan perempuan dengan pakaian adat Papua, lengkap dengan tameng dan tombak. Tarian ini mirip seperti tarian perang, dimana gerakan yang energik, dan terkadang diiringi dengan suara teriakan khas, merupakan gerakan yang khas dari tarian tersebut. Iringan nyanyian lagu “Yamko Rambe Yamko” yang dinyanyikan oleh salah seorang penari, merupakan salah satu unsur yang dominan dalam tarian tersebut.

3.    Drama Kolosal "Babad Cirebon" (Cirebon)

Drama kolosal Babad Cirebon menceritakan tentang pertemuan antara Sunan Gunung Djati dengan Putri Ong tien dari Cina, yang dimainkan oleh 7 kelas sekaligus yaitu kelas XI AK1, AK2, AK3, XI AP1,AP2,AP3, dan XI UPW
Penampilan drama kolosal ini diawali dengan tari lampion oleh kelas XI AP1

Diberitakan,pada tahun 1471 Syarif Hidayatullah melakukan muhibah ke Cina, menghadap Kaisar pada waktu itu yang bernama Hong Gie, putra dari Yung Lo, yang masih dalam garis keturunan Dinasti Ming (1368-1642). Muhibah Syarif Hidayatullah ini dapat
terjadi berkat hubungan baiknya dengan Laksamana Cheng Ho dan sekertarisnya yang bernama Ma Huan, serta seorang pujangga Cina terkenal bernama Fhei Hsin.Ketiganya telah berkunjung ke Cirebon dan telah memeluk Islam.
Sunan Gunung Jati diperintahkan untuk  menghadap Kaisar cina  Cheng Hia di Istananya di Nanking. Waktu itu, Kaisar sedang mencari calon mantu buat putrinya Ong Tien, tapi belum hakulyakin siapa yang pantas jadi mempelainya.


Di hadapan orang banyak, Kaisar menyuruh Putri Ong Tien mengganjal perutnya supaya kelihatan seolah-olah mengandung bayi, padahal putri tersebut masih perawan.
Kemudian Putri Ong Tien dijejerkan sama putri Kaisar lain yang sudah bersuami memang lagi ngandeg tiga bulan sehingga tidak katara. Sunan Gunung Jati dititahkan agar menebak putri mana yang bunting. Sunan Gunung sebenarnya sudah tahu maksud Kaisar, lalu
berdoa. Lantas makbul permintaannya, atas doanya, putri yang tadinya perawan benar-benar telah hamil,
sedang yang hamil dan sudah bersuami tiba-tiba kandungannya lenyap. Terang-terangan saja, Sunan Gunung Jati mengejutkan semua ketika menunjuk bahwa putri Ong Tien yaitu putri yang masih perawan.
Dan ternyata mereka juga saling mencintai. Malangnya,hubungan cinta mereka tidak disetujui oleh Kaisar. Karena itulah Syarif Hidayatullah dipulangkan, atau istilah masa kini dideportasi ke Cirebon.
Hubungan asmara yang sekian waktu lamanya telah terputus itu akhirnya kembali bersemi. Karena kuatnya kecintaan Putri Ong Tien kepada kekasihnya, Syarif Hidayatullah,maka Kaisar Hong Gie meluluskan permintaan putrinya untuk berkunjung ke Cirebon.  Dengan sebuah kapal besar yang dinakhodai oleh Loi Guan Hien, dan dikawal oleh Panglima Guan Chang





Saat rombongan  Putri Ong Tien tiba di pelabuhan Cirebon. Kedatangan rombongan dari Cina ini dengan membawa berbagai macam barang bernilai seni tinggi, seperti berupa piring-piring panjang yang terbuat dari keramik dan poslin,kongkong, bokor-bokor kuningan dan lain sebagainya., yang akan diberikan kepada Syarif Hidayatullah, yang ketika itu telah diangkat sebagai Tumenggung dengan gelar Sunan Gunung Jati. Pengangkatan ini dilakukan oleh Pangeran Walang Sungsang alias Cakrabuana Sri Mangana Kuwu Cirebon.



Dan akhirnya Setelah puteri Ong Tien bertemu dengan Sunan Gunung Jati mereka segera melangsungkan pernikahan yang sangat meriah. Tidak lama kemudian puteri Ong Tien pun mengandung, namun sangat di sayangkan pada saat mengandung Puteri Ong Tien mengalami keguguran,


Itu membuat Puteri Ong Tien dan Sunan Gunung Jati menjadi sangat sedih. Namun di waktu yang hampir bersamaan istri dari Ki Gedheng Kemuning Kuningan Raja Lur Agung melahirkan seorang putra, maka untuk menghibur Puteri Ong Tien yang sedih Sunan Gunung Jati memutuskan untuk mengangkat Putra dari Ki Gedheng Kemuning Kuningan Raja Lur Agung itu sebagai anaknya dan atas persetujuan Ki Gedheng Kemuning, dan anak tersebut di beri nama Pangeran Adipati Kuningan. Puteri Ong Tien sangat senang dia menyayangi dan merawat Pangeran Adipati Kuningan seperti anak kandungnya sendiri.
Kemudian puteri Ong Tien wafat sekitar tahun 1485,


kejadian tersebut sontak membuat Sunan Gunung Jati dan rakyat sangat sedih, karena puteri Ong Tien semasa hidupnya dikenal sebagai puteri yang cantik, baik hati dan ramah. Sehingga sangat di cintai oleh rakyatnya.

4.       Angklung dan Kolintang (Jawa barat & Sulawesi)


Untuk Penampil berikutnya atau yang ke empat adalah penampilan kolaborasi music tradisional jawa barat angklung dan kolintang dari minahasa sulawesi utara yang dibawakan oleh kelas XI PEMASARAN 1 yang membawakan Lagu Ayu TING TING – Alamat Palsu dan Titiek Puspa – Marilah Kemari (feat Ibu Indra) dan dimeriahkan pula oleh para penari latar yang tak diundang :D

5.      Liong & Barongsai (China)





Dan akhirnya seluruh pagelaran seni tradional ke 5 di tutup dengan penampilan Liong dan Barongsai oleh kelas XI MULTIMEDIA yang sangat aktraktif dan mengagumkan.





Jadilah Generasi Muda yang Cinta akan Budaya Bangsa sendiri



 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management